Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-37/PJ/2012

  • Timeline
  • Dokumen Terkait
  • Status
    BERLAKU

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR : SE - 37/PJ/2012


TENTANG


PROSEDUR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN PEMUSATAN TEMPAT

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG DALAM RANGKA PELAKSANAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-08/PJ/2012 TENTANG

TEMPAT PENDAFTARAN DAN/ATAU PELAPORAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK BESAR,

KANTOR PELAYANAN PAJAK DI LINGKUNGAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JAKARTA KHUSUS,

DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA


A. Umum
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya, dengan ini perlu disampaikan penegasan atas pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Ketentuan ini dibuat agar dapat digunakan sebagai acuan Kantor Pelayanan Pajak untuk melaksanakan prosedur penerbitan surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tertentu yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak mengadministrasikan Wajib Pajak yang sebelumnya terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya.
2. Tujuan
  1. Agar tercapai keseragaman pemahaman dalam melaksanakan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2012.
  2. Memberikan penjelasan atas prosedur penerbitan surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang bagi Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar dan wajib melaporkan usahanya pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama tertentu.
C. Ruang Lingkup
Ketentuan ini mengatur pelaksanaan dan prosedur penerbitan keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang bagi Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Kantor Pelayanan Pajak Madya dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama tertentu.
D. Dasar
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-08/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Pelaporan Usaha bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya yang selanjutnya disebut Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
E. Materi
I Pengaturan Kewajiban Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau PPnBM adalah sebagai berikut :
1. Bagi Wajib Pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, kewajiban pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus meliputi seluruh tempat kegiatan usaha yang ada di seluruh Indonesia.
2. Bagi Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya berlaku ketentuan sebagai berikut:
  1. Dalam hal Wajib Pajak berstatus pusat, kewajiban pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Madya hanya meliputi tempat-tempat kegiatan usaha yang berkedudukan di wilayah Kantor Pelayanan Pajak Madya yang bersangkutan sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
  2. Dalam hal Wajib Pajak berstatus cabang, kewajiban pelaporan Pajak Pertambahan Nilai yang dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Madya hanya atas cabang tersebut.
II. Pengaturan Pemusatan dan Penerbitan Surat Keputusan (SK) Pemusatan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Wajib Pajak yang ditetapkan terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal Wajib Pajak ditetapkan kembali terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak yang sama dan sebelumnya pernah diterbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, maka SK pemusatan tersebut dinyatakan tetap berlaku dan tidak perlu diterbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang baru.
Dalam hal terjadi perubahan nomenklatur nama Kantor Pelayanan Pajak, maka Wajib Pajak dianggap tetap terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak yang sama sepanjang 3 (tiga) digit kode Kantor Pelayanan Pajak dan 3 (tiga) digit kode cabang pada NPWP tidak mengalami perubahan.
b. Dalam hal sebelumnya Wajib Pajak terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, atau Kantor Pelayanan Pajak Madya, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak dilingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT yang meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dan berlaku sejak tanggal SMT dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
c. Dalam hal sebelumnya Wajib Pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan sudah melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
1) paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT yang meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang dipusatkan sebelumnya dan berlaku sejak tanggal SMT sampai dengan 31 Desember tahun SMT dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak; dan
2)
a) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang; atau
b) selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT yang berlaku sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT;
meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
d. Dalam hal sebelumnya Wajib Pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama, memiliki lebih dari satu tempat kegiatan usaha dan tidak melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dalam jangka waktu :
1) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, atau
2) selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT yang berlaku sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT
meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
e. Dalam hal terdapat penambahan atau pengurangan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang setelah diterbitkannya SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Terhadap pemberitahuan tersebut Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan diterima secara lengkap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan mulai berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.
2. Bagi Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Madya, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal Wajib Pajak berstatus pusat, berkedudukan di wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak, dan sudah melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
1) paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT yang meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang dipusatkan sebelumnya dan berlaku sejak tanggal SMT sampai dengan 31 Desember tahun SMT dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak; dan
2)
a) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dan meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang tercantum di dalam surat pemberitahuan Wajib Pajak, atau
b) selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT yang berlaku sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT dan meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang berada di wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak,
dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
b. Dalam hal Wajib Pajak berstatus pusat, berkedudukan di wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak, memiliki lebih dari satu tempat kegiatan usaha dan tidak melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang:
1) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dan meliputi seluruh tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang tercantum di dalam surat pemberitahuan Wajib Pajak; atau
2) selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT yang berlaku sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT dan meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang berada di wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak;
dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
c. Dalam hal Wajib Pajak berstatus pusat, berkedudukan di luar wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak, sudah melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, dan sebelumnya terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus atau Kantor Pelayanan Pajak Madya, maka:
1) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT yang meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang dipusatkan sebelumnya dan berlaku sejak tanggal SMT sampai dengan 31 Desember tahun SMT dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak;
2) paling lama 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Wajib Pajak dengan tembusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak tersebut yang berisi pemberitahuan bahwa mulai 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT Wajib Pajak melaporkan kewajiban Pajak Pertambahan Nilainya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak;
3) paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT, Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak tersebut menerbitkan NPWP cabang, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dan surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang berlaku sejak 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT.
d. Dalam hal Wajib Pajak berstatus pusat atau cabang, berkedudukan di luar wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak, tidak melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, dan sebelumnya terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus atau Kantor Pelayanan Pajak Madya, maka:
1) sampai dengan 31 Desember tahun SMT, kewajiban pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Madya dan sejak 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT, kewajiban pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak tersebut;
2) paling lama 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun SMT, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Wajib Pajak dengan tembusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak tersebut yang berisi pemberitahuan bahwa mulai 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT Wajib Pajak melaporkan kewajiban Pajak Pertambahan Nilainya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak;
3) paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal 1 Januari tahun berikutnya setelah tahun SMT, Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Wajib Pajak tersebut menerbitkan NPWP cabang, dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP).
e. Dalam hal Wajib Pajak bertempat kedudukan di luar wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak dan sebelumnya terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama, kewajiban pelaporan Pajak Pertambahan Nilai tetap dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama tersebut dengan menerbitkan NPWP cabang, Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, dan surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang oleh kepala kantor dalam hal sebelumnya Wajib Pajak sudah melakukan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak yang berlaku sejak SMT sampai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam SK pemusatan sebelumnya.
f. Dalam hal Wajib Pajak yang memiliki tempat kegiatan usaha yang berkedudukan di wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak, memiliki tempat kegiatan usaha lain yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana ditetapkan pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak atau memiliki tempat kegiatan usaha baru dan Wajib Pajak menghendaki tempat kegiatan usaha tersebut dipusatkan di Kantor Pelayanan Pajak Madya atau terdapat pengurangan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang setelah diterbitkannya SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang, Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Madya. Terhadap pemberitahuan tersebut Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan diterima secara lengkap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan mulai berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tanggal SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang.
3. Bagi Wajib Pajak yang dipindah ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Pajak, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama menerbitkan SK pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SMT yang meliputi tempat-tempat kegiatan usaha Wajib Pajak yang dipusatkan sebelumnya dan berlaku sejak tanggal SMT sampai dengan 31 Desember tahun SMT dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan pada Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
4. Prosedur penerbitan surat keputusan pemusatan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang terkait dengan pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal diatur dalam Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.
5. Mencabut Surat Edaran Nomor SE-02/PJ/2012 tentang Prosedur Penerbitan Keputusan Pemusatan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang Dalam Rangka Pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-49/PJ/2011 tentang Tempat Pendaftaran dan Pelaporan Usaha bagi Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar, Kantor Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, dan Kantor Pelayanan Pajak Madya.

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.






Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2 Juli 2012

DIREKTUR JENDERAL,


ttd.


A. FUAD RAHMANY

NIP 195411111981121001